DARK GREY OCEAN PROUDLY PRESENT
...LOTUS...
Happy Reading^^
Title : Lotus
Author : helloimiga
Length : oneshoot
Genre : Romance, AU
Rate : PG 14
Cast : Lee Gikwang (Beast), Park Buyoung
(OC)
Point of view : Author
Original Sound Track : Juniel – illa illa, Super
Junior - Someday
WARNING!! GAJE, TYPO BERMUNCULAN SETIAP SAAT!!
…
Cinta pertama itu bukanlah cinta saat jumpa pertama, tetapi cinta
pertama adalah cinta yang paling banyak meninggalkan kenangan cinta..
Manik mata namja itu terlihat berputar putar. Menaikkan sudut bibirnya
keatas. Menampakkan senyum khas-nya. Masih sama seperti hari hari yang telah ia
lewati. Gikwang, laki laki itu masih setia untuk diam diam memperhatikan
seorang perempuan di toko bunga itu.
“yeppeo….” bisiknya kecil.
Akhirnya setelah mengumpulkan keberaniannya, Gikwang berani masuk ke florist
itu. Menimbulkan suara TING…yang cukup keras saat dia membuka pintu kaca dan
membuat yeoja dibalik mesin kasir itu menundukkan tubuhnya dalam dalam.
Tidak ada sepatah katapun saat itu. Gikwang hanya berdiri diam didepan
perempuan yang ada didepannya itu. Diam diam Kagum dengan kecantikan perempuan
manis dihadapannya. Dan sepertinya perempuan yang ada didepannya tidak berniat
untuk mengeluarkan sepatah katapun. Bukan karena dia tidak mau, tapi karena dia
tidak bisa..
“ahhh…mianhae…” akhirnya namja manis itu bersuara. Dan perempuan didepannya
hanya membalas dengan senyum, menimbulkan lesung yang manis di kedua pipinya.
“kau bisa memberikanku satu bouquet bunga lily?” perempuan didepan Gikwang
mengangguk antusias… berjalan meninggalkan Gikwang dengan sedikit terburu buru
lalu kembali dan memberikan satu bouquet lily.
“terimakasih….” Balas Gikwang, dan selanjutnya dia menyerahkan kembali bunga
itu pada gadis pemilik florist.
“untukmu….” Serunya kemudian. Membuat beberapa kerutan terpampang jelas di dahi
Park Buyoung, gadis dihadapan Gikwang itu. Dan akhirnya Buyoung mengambilnya.
Membungkukkan kepalanya. Tersenyum dan menggerak gerakkan jarinya dihadapan Gikwang…..(terimakasih)
“ahhhh siapa namamu?” Tanya Gikwang kemudian. Buyoung tersenyum. Mengambil
bunga di bawah mejanya dan memberikan kepada Gikwang.
“eunggg?? Bunga teratai….??” Buyoung tersenyum manis. Sedikit menampakkan
giginya. Mungkin jika dia bisa berbicara saat ini dia pasti sedang terkekeh
geli. Dan selanjutnya gadis itu mengibas ngibaskan tangannya. Mengambil secarik
kertas dan pena.
“Lotus? Jadi ini bukan bunga teratai tapi ini bunga Lotus? Begitukah?” Seru Gikwang
saat dia membaca tulisan di kertas yang disodorkan Buyoung, dan terpampang
jelas tulisan lotus disana. Buyoung mengangguk dan kemudian tersenyum manis
dihadapan Gikwang, membuat namja dihadapannya sedikit salah tingkah.
“lalu apa hubungannya dengan..mmmm…..namamu?” Buyoung tersenyum. Dan Gikwang
tau arti senyuman itu. Perempuan itu sedang berbicara ……‘carilah
artinya sendiri’
…
Laki laki itu masih terlarut dalam pikirannya. Apa hubungan gadis itu dengan
bunga ini? Gadis Lotus? Apakah aku harus memanggilnya dengan itu? Pikir Gikwang.
Dia masih memandang bunga air yang ia kira teratai itu. Lotus berwarna merah
itu sudah dia masukkan kedalam vas dan dia pajang disamping tempat tidurnya.
“Gadis Lotus? Hahahaha…” tawanya kemudian. Sampai sebuah ketukan membuyarkan
tawanya.
“Hyeyeon?”
“oppa….” Hyeyeon, gadis cilik itu berjalan cepat kearah kakak kandungnya –Gikwang.
Menyodorkan setangkai bunga lily putih kehadapan Gikwang…
“untukku?” Tanya Gikwang
“aisshhh….bukan oppa….kau tahu apa arti bunga lily?” Gikwang mengerutkan
keningnya. Lalu tersenyum manis. Mengacak acak pucuk rambut yeodongsaeng-nya
itu.
“lily putih?Aku tidak tahu…” hyeyeon mendelik kesal…menghentakkan kakinya
beberapa kali lalu meninggalkan Gikwang sendiri. Dan selanjutnya menutup pintu
kamar dengan cukup keras. Gikwang tersenyum. Lalu manik matanya menatap bunga
Lotus yang ada disampingnya. Menutup matanya, merasakan bagaimana perasaannya
saat ini…
“aku tidak tahu apa arti bunga lily itu….tapi yang aku tahu bunga itu
cantik,…dan itu seperti dirimu….”
…
Aku tahu, kau memang seperti Lotus. Kecil, manis, Cantik, dan Indah..
Buyoung menatap laki laki dihadapannya dengan raut bingung…Laki laki itu
datang lagi. Namun akhirnya Buyoung menyunggingkan senyumnya.
“aku ingin satu bouquet bunga Daisy… Daisy merah…” Buyoung tersenyum
ramah. Meninggalkan Gikwang sebentar lalu kembali dengan satu bouquet
Daisy merah. Gikwang mengambilnya. Menyerahkan beberapa lembar uang dari dalam
dompetnya.
“terimakasih…” dan kembali, seperti biasanya. Buyoung menundukkan badannya dalam
dalam –tanda terimakasihnya. Dan saat badannya tegak kembali, Gikwang sudah
pergi dan apa yang di lakukan laki laki itu? Dia meninggalkan satu bouquet
Daisy-nya. Dengan sepucuk kertas diatasnya..
‘Daisy merah –kecantikan yang tidak diketahui pemiliknya…dan ini
untukmu, gadis Lotus’
Perempuan itu tersenyum hambar. Dia ingin berteriak saat ini juga. Sebutir
air mata turun menghiasi pipi putihnya. Sudah lama saat ada orang yang
memujinya cantik. Sudah lama sejak orangtuanya meninggal Tiga tahun yang lalu,
sebuah kecelakaan yang membuat orang tuanya pergi dari sisinya. Dan sebuah
kecelakaan yang membuat dirinya tidak bisa berbicara selamanya...
Gadis Lotus? Jadi laki laki itu belum tahu namaku? Pikirnya. Sekali kali dia
menghirup harum bunga Daisy dari Gikwang itu. Ini Lucu, dia tidak tahu nama
laki laki itu dan dia juga tidak tahu namanya….
…
Gikwang datang malam harinya.. dengan sebatang Lotus ditangannya. Seperti
biasa suara ‘Ting!’ Berbunyi saat dia membuka pintu toko. Dan Buyoung, dia
menundukkan badannya. Hening….bukannya berbicara Gikwang malah diam didepan
kasir.
Menatap wajah Buyoung yang ada dihadapannya. Menatap wajah itu yang
menurutnya sangat cantik. Dengan bulu matanya yang lentik. Hidung yang mancung,
bibir yang mungil dan berwarna cherry itu. Tidak diragukan semua yang melekat
pada wajah gadis itu sungguh sempurna dan tidak ada cacatnya di mata Gikwang...
Dan Buyoung, gadis cantik itu juga masih menatap Gikwang. Heran dengan laki
laki dihadapannya ini. bukankah tadi pagi dia sudah datang kemari? Lalu untuk
apa lagi dia datang? Beberapa pertanyaan muncul dalam benaknya. Membuatnya
harus menebak nebak laki laki yang tidak dia kenalnya itu selalu mampir ke toko
bunganya
“ehmmm....” Gikwang bersuara. Membuatnya terlihat lucu sekarang. Dengan wajah
yang aneh dan ditambah dengan tingkahnya. Dia seperti bukan Gikwang yang
seperti biasanya.
“ini...untukmu....” setangkai lotus. Buyoung menatap heran Gikwang lalu
melengkungkan bibirnya, menampakkan senyum indahnya. Menggerak gerakkan jarinya
membuat laki laki dihadapannya bingung....
“mmm...kau ber..bicara apa?” tanya Gikwang malu malu. Dan senyum lagi yang
didapati Gikwang dari wajah Gadis Lotus-nya itu. Melihat gadis itu
mengambil secarik kertas dan pena...
(terimakasih..)
“eungg....terimakasih....” Buyoung menganggukkan kepalanya. Lalu menyodorkan
secarik kertas yang baru saja dia tulis kepada Gikwang
(kenapa kau masih memanggilku dengan gadis lotus?)
Gikwang tersenyum. Dia menarik kursi yang tidak jauh darinya lalu duduk
dihadapan meja kasir. Buyoung membuat hidupnya berbeda. Gadis yang
lucu—menurutnya. Dengan semua kepolosan yang ada didirinya. Kekurangan yang ada
pada gadis itu malah membuat Gikwang takjub. Gadis Lotus-nya yang
benar benar hebat.
Gikwang rindu dengan sosoknya saat ini. Dia rindu dengan masa masanya yang
penuh ketenangan –tidak seperti sekarang. Saat masih ada orang yang
menganggapnya seperti manusia biasa, manusia yang lainnya. Bukan seseorang yang
selalu menganggapnya seperti pangeran. Hidupnya memang serba berkecukupan
bahkan mungkin dia tidur dan tidak bekerja beberapa tahun pun dia tidak akan
mudah jatuh miskin, tapi semuanya itu membuat dirinya berbeda... yaah...dia
merindukan kehidupannya yang dulu. Berkumpul dengan keluarganya, tertawa,
sarapan, makan siang, makan malam, dan semuanya. Namun sekarang hanya bertatap
muka saja mereka sudah jarang.
“haaahhh.....” mengambil nafas berat lalu mengeluarkannya pelan pelan. “karena
aku belum tau namamu gadis Lotus....dan, ehmmm....kau seperti lotus....cantik
dan menawan...”
Semburat merah menghiasi pipi gadis dihadapan Gikwang detik itu juga,
tersenyum tipis sambil menyematkan jari jarinya kerambut sebahunya. Gikwang
tersenyum lucu, gadis ini sungguh menawan, dengan semua sifat yang ada pada
dirinya –walaupun sebenarnya Gikwang tidak mengenal gadis manis itu.
“kau malu?” menatap wajah Gikwang dengan alisnya yang saling bertautan. Laki
laki ini sungguh frontal. Batin Buyoung. Mengibas ngibaskan kedua telapak
tangannya dihadapan Gikwang. Walaupun terlihat jelas di wajah
Buyoung....dia....malu...
“apa yang paling kau suka?” bersuara dengan masih menatap wajah Buyoung. Sadar
dengan pertanyaan menggantungnya dan wajah bingung yang terukir jelas di wajah
Buyoung, Gikwang cepat cepat meralat ucapannya
“maksudku bunga bunga ini...yang paling kau suka....errr....begitu maksudku...”
menggaruk garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Lalu menatap antusias
Buyoung saat gadis itu berusaha berpikir. Lalu memberikan bunga Lotus dibawah
mejanya kepada Gikwang
“Lotus? Jadi kau suka Lotus...?? aisshhh namamu adalah sesuatu yang berhubungan
dengan Lotus dan kau juga suka bunga ini??” Buyoung mengangguk anggukkan
kepalanya. Lalu menunjuk depan tokonya. Terpampang jelas disana nama toko
bunganya.....’Lotus’
“ahhh....dan nama tokomu juga Lotus?? Kk....kau benar benar gadis Lotus...”
...
Bahkan ketika aku melihatmu aku masih merindukanmu..
Namja itu masih berkutat dengan foto foto dihadapannya. Tidak peduli dengan
suasana gelap dikamar besarnya karena asal cahaya hanya dari lampu meja dan
komputer jinjing dihadapannya. Tersenyum manis sambil mengusap usap foto itu.
“hah....aku harus tahu namamu.......” desahnya kecil. “mmm...secepatnya...”
sambungnya lagi.
Gikwang, laki laki itu. Menutup komputer jinjingnya lalu beranjak dari
kursinya. Menatap foto foto Gadis Lotus-nya yang diam diam dia ambil.
Menaruhnya dikotak kecil berwarna biru dimeja samping tempat tidurnya.
“aku sudah lama mengagumimu dan baru muncul dihadapanmu akhir akhir ini.....dan
sekarang aku harus aahhhh.....” memotong ucapannya dengan desahan kecil yang
keluar dari bibir manisnya. Tersenyum miris pada dirinya sendiri. Mengutuk
dirinya sendiri.
“Seharusnya aku berkenalan denganmu sejak dulu...sejak awal kita bertemu...”
...
-flashback-
“Aku tidak suka hujan....” desis seorang namja. Menghentak hentakkan kaki
kirinya kecil sambil sekali kali membenarkan blazer senior high schoolnya.
“aku suka hujan....” seorang gadis kecil dengan seragam sama seperti Gikwang
keluar dari sebuah toko bunga –tempat dimana Gikwang berteduh karena hujan.
“aku tidak bertanya denganmu....”
“mwo??? Aisshhh.....dasar...” mencibir kesal Gikwang. Lalu merogoh sesuatu
didalam saku rok-nya.
“sapu tangan?? Kenapa kau memberikan sapu tangan ini untukku? Apakah kau pikir
aku ingin menangis??” balas Gikwang datar. Membuat Gadis dihadapannya bergumam
tidak jelas –kesal dengan ucapan Gikwang. Lalu terlihat menarik nafasnya berat
dan melepasnya tiba tiba.
“apakah kau pikir aku akan membiarkan seseorang mimisan didepan toko bunga
milik ibuku??” Gikwang cepat cepat menghapus darah dibawah hidungnya cepat
cepat. Aisshhh selalu seperti ini, setiap dia kedinginan pasti selalu
mimisan....
“yaaa....lihatlah !!! aisshh kau membuat tanganmu kotor....” gadis manis itu
menarik paksa tangan Gikwang. Membersihkan darah yang mengotori tangannya.
Bergumam gumam tidak jelas.
“aku suka hujan, walau aku tahu...saat hujan aku pasti juga sepertimu. Mimisan,
karena aku tidak tahan dingin.” Menatap rintik rintik hujan yang jatuh berirama
didepannya. Tersenyum manis didepan Gikwang membuat laki laki itu sedikit salah
tingkah
“saat aku melihat air air itu turun, kau akan merasakan semua bebanmu itu
hilang terbawa hujan. Dan saat kau melihatnya kau seperti kembali kemasa lalu,
mengingat kenangan kenangan yang sebenarnya tidak ingin kau ingat. Kau memang
membenci hujan, tapi kau tidak akan pernah bisa benar benar membenci hujan,
karena saat kau ingin melihat pelangi kau juga harus melewati hujan....”
Gikwang tersenyum. Mengikuti apa yang dilakukan gadis itu. Menatap rintik
rintik hujan didepannya.... karena saat kau ingin melihat pelangi kau juga
harus melewati hujan. Laki laki itu suka kalimat itu. Lalu menatap kembali
gadis yang ada disampingnya...tersenyum saat gadis itu menatapnya balik.
“ahhh aku harus pergi.... sampai bertemu lagi...annyeong...” Gikwang menatap
punggung gadis itu yang pergi menerobos hujan dengan payungnya. Menatapnya
sampai punggung itu hilang di tikungan. Bodoh!! Dia lupa menanyakan nama gadis
itu...
-flashback end-
...
Buyoung menatap kaget laki laki dihadapannya.Laki laki ini lagi..
batinnya...Membuatnya tersadar dari lamunannya. namun sesuatu dalam dirinya
membuatnya tenang saat laki laki itu dihadapannya. Menatapnya dengan mata hitam
legamnya itu. Menatapnya dengan sebuah senyum yang tidak pernah lepas dari
wajahnya itu.
“annyeong Gadis Lotus....” sapa Gikwang, dengan senyum yang menghiasi bibirnya.
Dan setangkai bunga lotus digenggamannya. Lalu menatap rintikan hujan dari
jendela kaca disamping meja kasir itu.
“kau, apakah kau sedang menatap hujan? Apakah baru saja kau kembali kemasa
lalu? Mengingat kenangan yang sebenarnya ingin kau lupakan??”
Buyoung membulatkan matanya. Dari mana laki laki ini bisa tahu? Gikwang
tersenyum. Seperti biasa, menarik kursi disampingnya dan duduk dihadapan
Buyoung.
“aku ingin satu bouquetEdelweis...” Buyoung tampak berpikir.
Mengambil nafasnya berat lalu menatap Gikwang dengan tatapan menyesal
“eunggg?? Apakah tidak ada??” mengangguk lalu membungkukkan badannya dalam
dalam. Tanda minta maafnya.
“aahhh sayangnya...tapi tak masalah, kau tidak perlu meminta maaf seperti
itu...ahh ya ini untukmu....” menyerahkan setangkai Lotus kepada Buyoung.
Sedangkan gadis itu tersenyum terimakasih.
“Gadis Lotus....kau tahu kenapa bunga Edelweis disebut dengan nama
bunga keabadian??” Buyoung memiringkan kepalanya, dia memang sempat memperdalam
dunia floriography—bahasa bunga. Namun itu sudah lama sekali dan
beberapa kejadian yang membuatnya harus mengurus toko bunga milik Ibunya yang
sudah meninggalmembuatnya kehilangan beberapa ingatan tentang arti bunga bunga
itu. Hanya sebagian dan itu tidak semuanya
“Edelweis disebut bunga abadi karena bunga ini tidak akan pernah layu tetapi
langsung mengering tanpa berubah bentuk dan penampilannya. Bunga ini digunakan
sebagai symbol dan keabadian cinta.....” Gikwang tersenyum. Menatap Buyoung
yang menatapnya lekat lekat.
“aku tidak tahu apa arti Bunga Lotus itu, tapi aku tahu.....bunga itu
(Lotus) pasti memiliki arti yang indah seperti Edelweis....”
...
Tujuh tangkai tulip merah untuk gadis Lotusku...
Gikwang berlari cepat, dia tidak bisa pergi begitu saja kali ini. tidak
sebelum dia bertemu Gadis Lotusnya. Tidak sebelum dia mengungkapkan perasaannya
pada Buyoung. Besok dia harus meninggalkan Korea. Melanjutkan pendidikannya
yang sempat tertunda. Bunyi Ting berbunyi nyaring. Sorot mata Gikwang tidak
lepas dari gadis itu, gadis yang sedang menundukkan badannya dalam dalam itu..
“Gadis Lotus...” bisiknya pelan. Membuat gadis manis itu menatap Gikwang,
menyunggingkan senyum manisnya
“bi-bisakah kau memberiku bunga Tulip? Tujuh tulip merah...” Berbalik
meninggalkan Gikwang lalu datang dengan tujuh tulip merah di keranjang
tangannya. Menatanya menjadi bouquet. Lalu menyerahkannya kepada Gikwang.
Sedangkan Gikwang malah mengambil beberapa lembar uang di dompetnya tanpa
mengambil tulipnya terlebih dahulu
“tidak, itu untukmu Gadis Lotusku. Tujuh tangkai tulip merah untuk gadis
Lotusku...” ucap Gikwang lirih. Menggigit bibir bawahnya. Lalu mendongak
menatap Buyoung saat yeoja itu menyerahkan selembar kertas dihadapannya
‘tujuh tangkai tulip merah? Jangan katakan kalau ini mm....deklarasi
cinta?’
Buyong meremas ujung ujung bajunya. Sebenarnya dia cukup takut untuk
melakukan ini. Dia memang melupakan beberapa ingatan tentang floriography tapi
tidak dengan ini. Tulip merah berarti Deklarasi cinta. Tujuh tangkai bunga
berarti mencintai... lalu, bukankah laki laki dihadapannya ini benar benar tahu
arti bunga ini sebenarnya...
Terkekeh pelan lalu menarik bibirnya keatas. Tersenyum manis.
“aku memang sedang melakukan itu gadis Lotus...” Gadis itu terlonjak kaget.
Tapi wajahnya berubah menjadi serius saat Gikwang juga ikut menulis sesuatu di
kertas.
“jangan membukanya sampai aku benar benar pergi dari toko ini...” ucap Gikwang
sambil menyerahkan selembar kertas itu. Lalu pergi dengan tergesa gesa. Dia
tidak ingin gadis Lotusnya melihat kalau dia sedang menangis..
‘aku akan pergi melanjutkan pendidikanku, meninggalkan
Seoul,meninggalkan kedua orang tuaku, meninggalkan adikku, dan meninggalkan
gadis Lotusku sendirian....’
...
Bunga Lotus....kau bisa menyebutkannya dengan nama Buyoung...(Buyoung
adalah nama lain dari Lotus). Sering disalah artikan Teratai karena sama sama
hidup di air, tapi mereka berbeda. Lotus memiliki mahkota bunga yang lebih
lebar dari teratai, memiliki biji, dan daunnya tidak melayang di air seperti
Teratai. Lotus adalah bunga yang indah, agar dia hidup dia harus mati dulu agar
bijinya jatuh ketanah. Baru setelah itu bunganya akan mekar dengan indah.
Lotus tidak memiliki arti Indah seperti Edelweis, Daisy, Mawar,
Matahari, Lily, Tulip, atau bunga yang lain....tapi kau harus tahu Lotus adalah
kebenaran....kebenaran sebenarnya kalau aku juga mencintaimu....
...
Someday, we will meet again. Just like this, just like this. Someday,
we will meet again. Even though we don’t know where we will go –Super
junior, Someday
Ting!! Suara bel selamat datang itu tidak pernah ganti bahkan setelah Lima
tahun berlalu. Bahkan yeoja di belakang kasir itu juga tidak pernah berganti
dari posisinya, masih dengan hobi yang sama. Menundukkan badannya dalam dalam.
Tersenyum ramah hingga kedua lesung pipinya terpampang indah.
“kau masih suka menundukkan badanmu seperti itu? Aisshh sungguh hobi yang aneh
Buyoung-ssi...” Buyoung, yeoja itu membulatkan matanya tidak percaya. Dia tidak
sedang bermimpi bukan? Laki laki diepannya ini benar benar laki laki itu
bukan??
“aahh ya, aku sudah mengetahui namamu....Buyoung-ssi” Perempuan itu tersenyum.
Menyodorkan kertas yang baru saja dia tulis.
‘apakah kau mencari arti Lotus hingga Lima tahun lamanya?’
Gikwang tertawa. Perempuan didepannya ini tetap sama. Sama seperti gadis
Lotusnya lima tahun yang lalu. dan akhirnya mengangguk pasti...
“yah seperti itulah, Lotus sepertinya bukan bunga yang terkenal....” Buyoung
menampakkan deretan gigi gigi putihnya. Tersenyum manis. Lalu sesuatu melintas
di ingatannya. Pergi meninggalkan Gikwang lalu kembali dengan tujuh tangkai
Tulip. Menyerahkannya kepada Gikwang. Dengan pesan singkat di bawah tangkainya
‘kenapa kau pergi sebelum aku menjawabnya?’
“karena aku tidak berani melihatmu menangis....atau ahhh kau sudah menangis
lima tahun ini?” Buyoung meninju bahu kanan Gikwang pelan. Mencoba menyangkal
apa yang dikatakan Gikwang. Mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi sungguh, dia
memang menangis lima tahun ini
“tunggu...apakah berarti sekarang kau menerimaku?” semburat warna merah
menghiasi pipi gadis itu. Tersenyum lalu menundukkan kepalanya. Hingga ia
merasakan kedua tangan Ibum telah memegang lehernya. Membuatnya dia mendongak
keatas. Menatap wajah Gikwang yang sangat dekat dengannya itu.
“Buyoung-a...kau....belum tahu namaku..” Buyoung tersenyum kikuk. Benar,
merutuki dirinya sendiri kenapa yang dikatakan laki laki ini selalu benar, dan
itu benar benar membuatnya malu saat ini.
“Gikwang. Lee Gikwang....kau hanya akan memanggilnya seperti itu...”
THE END